PUISI
Nama : Nizoey Auzi’ni
NIM : 22016136
Mata Kuliah : Pengantar Pengkajian
Kesusasteraan
Dosen Pengampu : Dr. Abdurahman, M.Pd.
Perihal : Tugas Topik 11 (Puisi)
PUISI
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat dari waktu ke waktu selalu meningkat, maka corak sikap dan bentuk puisi pun selalu berubah mengikuti perkembangan selera, konsep estetik yang selalu berubah, dan kemajuan intelektual yang selalu meningkat. Setiap puisi pasti mempunyai tujuan tertentu yang ingin disampaikan penyair kepada masyarakat sebagai pembacanya.
Secara etimologi, Aminuddin (2011:6) menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima ‘membuat’ atau poeisis ‘pembuatan’, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Melalui puisi seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin menggambarkan suasana-suasana baik fisik maupun batin.
Sebagai karya sastra puisi menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan dan menyampaikan makna. Begitu juga dengan karya sastra yang lain seperti novel, cerpen, dan roman juga menjadikan bahasa sebagai hal penting untuk menyampaikan pesan. Yang menjadikan sebuah puisi lebih menarik untuk dikaji, salah satunya dari segi estetika bahasa yang sengaja dipadatkan oleh penyair.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian puisi
b. Apa unsur-unsur pembentuk puisi
c. Apa saja struktur puisi
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian puisi
b. Untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk puisi
c. Untuk mengetahui struktur puisi
B. Pembahasan
1. Pengertian Puisi
Puisi adalah teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyairnya dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Dalam puisi, kita dapat mengungkapkan berbagai hal, seperti kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan yang kamu ungkapkan dalam bahasa indah.
Menurut Waluyo (2002:2) pengertian puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
Tujuan dibuatnya puisi yaitu sebagai sarana menyalurkan gagasan sekaligus sebagai sarana menyalurkan hobi. Sementara itu, manfaat puisi yakni agar kita kita menjadi lebih peka terhadap sekitar serta menstabilkan perasaan. Puisi adalah sebuah seni tulisan yang mengandung ungkapan kata-kata penuh kiasan yang diiringi dengan rima, irama, larik dan bait dengan gaya bahasa yang dipadatkan.
Puisi juga disebut sebagai ungkapan perasaan seorang penyair secara emosional yang mengandung buah pikir dan tanggapannya pada sesuatu yang dibalut dengan rima, irama dan kata kiasan (imajinatif).
a. Jenis-Jenis Puisi
1) Puisi Lama
Jenis-jenis puisi lama berupa pantun, syair, talibun, mantra dan gurindam.
a) Mantra merupakan jenis puisi yang dicipatakan dalam kepercayaan animism, biasanya dibacakan dalam acara ritual kebudayaan serta menggunakan kata yang dapat menimbulkan efek bunyi magis.
b) Pantun merupakan jenis puisi lama yang bersajak a b a b dengan setiap baris terdiri atas empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi.
c) Talibun terdiri dari sampiran dan isi lebih dari empat baris dan selalu genap, contohnya dua baris sampir dan dua baris isi.
d) Syair memiliki larik empat bait dan bersajak a a a a serta isinya mengisahkan suatu hal, dan
e) Gurindam merupakan jenis puisi lama yang terdiri atas dua baris, berirama sama, isinya baris pertama adalah sebab sedangkan baris kedua berisi akibat.
2) Puisi Modern
Sedangkan jenis-jenis puisi modern berupa puisi naratif, puisi lirik dan puisi deskriptif.
a) Puisi Naratif
Puisi naratif adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi naratif terbagi menjadi dua, yaitu balada dan romansa. Balada adalah jenis puisi yang bercerita tentang orang-orang perkasa maupun tokoh pujaan. Contoh puisi balada ini pernah ditulis oleh W.S. Rendra yang berjudul Balada Orang-Orang Tercinta. Sementara itu, romansa adalah jenis puisi yang bercerita tentang kisah percintaan, dan diselingi perkelahian atau petualangan. Contohnya puisi karya Sitor Situmorang yang berjudul Lagu Gadis Itali.
b) Puisi Lirik
Puisi lirik adalah puisi yang mengungkapkan berbagai perasaan penyairnya. Puisi lirik dibagi menjadi tiga macam, yaitu elegi, serenada, dan ode. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka dari si penyairnya. Contohnya, Elegi Jakarta I karya Asrul Sani. Selanjutnya, serenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Nyanyian serenada ini tepat dinyanyikan pada waktu senja. Contohnya puisi Serenada Biru karya W.S. Rendra. Terakhir, ode merupakan jenis puisi yang berisi pujian yang dapat ditunjukkan untuk seseorang, suatu hal, maupun suatu keadaan. Contohnya, puisi yang ditulis oleh Chairil Anwar yang berjudul Diponegoro.
c) Puisi Deskriptif
Puisi deskriptif adalah puisi di mana penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap suatu keadaan, peristiwa, benda, maupun suasana yang menarik perhatiannya. Puisi deskriptif terbagi menjadi dua, yaitu satire dan puisi kritik sosial.
Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dengan cara menyindir atau menyatakan hal yang sebaliknya. Contohnya, puisi karya KH A Mustofa Bisri yang berjudul Negeriku. Sementara itu, puisi kritik sosial juga merupakan jenis puisi yang mengungkapkan ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dengan cara membeberkan atau menyebarkan ketidakadilan yang terjadi. Contohnya, puisi yang berjudul Aku Tulis Pamplet Ini karya W.S. Rendra.
2. Unsur pembentuk puisi
a. Majas (figurative language) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan. Majas yang biasanya digunakan adalah majas personifikasi, majas paralelisme, majas metafora, majas hiperbola, dan majas perumpamaan.
b. Irama (musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang. Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia.
c. Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair. Puisi memang banyak menggunakan kata-kata bermakna konotatif. Hal itu merupakan kiasan atau merupakan suatu perbandingan.
d. Kata-Kata Berlambang. Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu. Misalnya, rantai dan padi kapas dalam gambar Garuda Pancasila, tunas kelapa sebagai lambang Pramuka. Lambang-lambang itu menyatakan arti tertentu yang bisa dipahami umum. Untuk kata-kata dalam puisi, seperti kata putih yang melambangkan kesucian atau kebersihan, bunga yang melambangkan kecantikan, api yang melambangkan kemarahan, dan baja yang melambangkan kekuatan atau ketangguhan.
e. Pengimajinasian dalam Puisi adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Kata-kata yang digunakan penyair membuat pembaca seolah-olah mendengar suara (imajinasi auditif), melihat benda-benda (imajinasi visual), atau meraba dan menyentuh benda-benda (imajinasi taktil).
3. Struktur puisi
Struktur karya sastra puisi mencakup struktur fisik dan struktur batin.
a. Struktur Batin Puisi
1) Tema adalah gagasan pokok yang ingin diungkapkan oleh penyair. Tema biasanya tersirat dalam keseluruhan isi puisi. Tema yang diungkapkan merupakan penggambaran suasana batin atau juga berupa respons penyair terhadap kenyataan sosial budaya.
2) Nada dan Suasana. Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi akibat psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca. Nada dan suasana puisi saling berkaitan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.
3) Perasaan dalam Puisi. Puisi mengungkapkan perasaan dari penyair. Jika penyair hendak mengungkapkan keindahan alam, maka sebagai sarana ekspresi ia akan menggunakan imaji-imaji, majas serta diksi yang mewakili makna tentang keindahan alam.
4) Amanat merupakan suatu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya. Pesan tersebut dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi. Amanat akan selaras dengan tema dari puisi tersebut.
b. Struktur Fisik
Struktur fisik puisi adalah media untuk mengungkapkan makna yang hendak disampaikan penyair. Struktur fisik meliputi :
1) Diksi, adalah pilihan kata yang digunakan agar memiliki kesan indah dan dapat menyampaikan maksud penyair.
2) Pencitraan, adalah susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Hal ini membuat pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.
3) Majas, adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan dengan benda atau hal lain. Majas atau bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatik atau memiliki banyak makna.
4) Rima, adalah persamaan atau pengulangan bunyi. Persamaan bunyi memberikan kesan merdu, indah, dan mendorong suasana yang dikehendaki oleh penyair. Rima tersebut dapat berupa pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan (aliterasi), persamaan bunyi vokal dalam deretan kata (asonansi), dan persamaan bunyi yang terdapat di setiap akhir baris.
5) Ritma, berkaitan dengan rima, bunyi, kata, frasa, dan kalimat pada puisi. Dalam ritma mucul bunyi tinggi rendah, panjang pendek, keras lemah, yang mengalir secara teratur dan berulang sehingga membentuk keindahan.
6) Tipografi puisi berbentuk bait-bait yang bermula dari tepi kiri dan berakhir ke tepi kanan baris.
Contoh puisi:
Lelah
Oleh Nizoey Auzi'ni
Di kala lelah datang bertamu
Takku persilakan masuk
Tapi ia menerobos begitu saja
Menyelinap masuk
Kupaksakan diriku
Untuk melawannya
Terus ku lawan
Rasa lelah ini
Tapi pada akhirnya
Aku kalah
Aku jatuh
Tak sanggup lagi
Siapapun tolong aku
Adakah yang bisa menolongku?
Yah...
Memangnya siapa yang mau menolongku?
Nyatanya tidak ada
Ya...tidak ada
Mereka malaikat-malaikat tak bersayapku
Mereka bidadari-bidadari cantikku
Mereka pangeran-pangeran tangguhku
Hanya dengan mengingat kalian
Aku dapat melawan rasa lelah ini
Karena kalian aku tetap semangat
Dan damainya malam
Yang menjadi favoritku
Menumpahkan semua rasa lelah
Yang menggerogoti setiap tubuhku
Daftar Pustaka
Arifin, Zaenal E. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akedemika Pressindo.
Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media Presinfo.
Semi, M. Atar. 1993. Anatomi Sastra. Bandung : Angkasa Raya.
Amnudin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : PT. Sinar Algensindo.
Komentar
Posting Komentar