Teori Sastra, Kritik Sastra, dan Sejarah Sastra Serta Kaitannya
Nama
: Nizoey Auzi'ni
NIM
: 22016136
Mata
Kuliah : Pengantar
Pengkajian Kesusastraan
Dosen
Pengampu : Abdurrahman, M.Pd.
Tugas
: Laporan Bacaan
4
Teori Sastra, Kritik Sastra, dan Sejarah Sastra
Serta Kaitannya
A.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Teori sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari
tentang prinsip-prinsip, hukum, kategori, kriteria karya sastra yang
membedakannya dengan yang bukan sastra. Secara umum yang dimaksud denga teori
adalah suatu sistem ilmiah atau pengetahuan sistematik yang menerapkan pola
pengaturan hubungan antara gejala-gejala yang diamati. Teori berisi konsep atau
uraian tentang hukum-hukum umum suatu objek ilmu pengetahuan dari suatu titik
pandang tertentu.
Kritik sastra juga bagian dari ilmu sastra. Istilah lain yang
digunakan para pengkaji sastra ialah telaah sastra, kajian sastra, analisis
sastra, dan penelitian sastra. Untuk membuat suatu kritik yang baik, diperlukan
kemampuan mengapresiasi sastra, pengalaman yang banyak dalam menelaah,
menganalisis, mengulas karya sastra, penguasaan, dan pengalaman yang cukup
dalam kehidupan yang bersifat nonliterer, serta tentunya penguasaan tentang
teori sastra.
Sejarah sastra bagian dari ilmu sastra yang mempelajari
perkembangan sastra dari waktu ke waktu. Di dalamnya dipelajari ciri-ciri karya
sastra pada masa tertentu, para sastrawan yang mengisi arena sastra,
puncak-puncak karya sastra yang menghiasi dunia sastra, serta
peristiwa-peristiwa yang terjadi di seputar masalah sastra. Sebagai suatu
kegiatan keilmuan sastra, seorang sejarawan sastra harus mendokumentasikan
karya sastra berdasarkan ciri, klasifikasi, gaya, gejala-gejala yang ada,
pengaruh yang melatarbelakangnya, karakteristik isi dan tematik.
2.
Rumusan
Masalah
a.
Pengertian
Teori Sastra
b.
Pengertian
Kritik Sastra
c.
Pengertian
Sejarah Sastra
d.
Hubungan Teori
Sastra dengan Kritik Sastra dan Sejarah Sastra
A. Teori
Sastra
Teori sastra ialah cabang ilmu sastra yang
mempelajari tentang prinsip-prinsip, hukum, kategori, kriteria karya sastra
yang membedakannya dengan yang bukan sastra. Secara umum yang dimaksud dengan
teori adalah suatu sistem ilmiah atau pengetahuan sistematik yang menerapkan
pola pengaturan hubungan antara gejala-gejala yang diamati. Teori berisi
konsep atau uraian tentang hukum-hukum umum suatu objek ilmu pengetahuan dari
suatu titik pandang tertentu. Suatu teori dapat dicek kebenarannya
(diverifikasi) atau dibantah kesahihannya pada objek atau gejala-gejala yang
diamati tersebut.
Karya sastra bukan bersifat faktual melainkan
kebenaran yang bersifat kemanusiaan. Mengapa demikian? Karena karya sastra
merupakan deskripsi dari pengalaman diri yang memilki dimensi personal
sekaligus dimensi sosial. Artinya, dalam sastra ada pengalaman dan pengetahuan
kemanusiaan yang menimbulkan rasa indah, senang, dan menggugah hati. Dengan
membaca karya sastra kita diperkenalkan akan kekayaan-kekaayaan batin yang
memungkinkan kita mendapatkan persepsi serta refleksi diri yang dapat
diintegrasikan dengan pengalaman nyata hidup kita.
B. Kritik
Sastra
Kritik sastra adalah bagian dari ilmu sastra.
Merupakan istilah lain yang sering digunakan para pengkaji sastra untuk hal
yang sama ialah telaah sastra, kajian sastra, analisis sastra, dan penelitian
sastra. Istilah-istilah tersebut digunakan untuk menghindari kata kritik yang
terkesan negatif dan terkesan menghakimi. Menurut H.B. Yasin, kata kritik dalam
kritik sastra bermakna pertimbangan baik buruknya suatu karya sastra,
pertimbangan kelemahan dan keunggulan karya sastra. Melalui kritik sastra,
penulis akan mengembangkan dirinya menjadi penulis yang menyadari kelemahan dan
sekaligus keunggulan dirinya dalam menghasilkan karya sastra. Setiap pembaca
dapat saja membuat kritik terhadap karya sastra yang dibacanya tetapi belum
tentu ia dapat masuk ke dalam nilai-nilai hakiki karya sastra tersebut kalau
dia tidak mendalami dan menilai pengalaman kemanusiaan yang terdapat di
dalamnya.
C. Sejarah
Sastra
Sejarah sastra adalah bagian dari ilmu sastra yang
mempelajari perkembangan sastra dari waktu ke waktu. Di dalamnya dipelajari
ciri-ciri karya sastra pada masa tertentu, para sastrawan yang mengisi arena
sastra, puncak-puncak karya sastra yang menghiasi dunia sastra, serta
peristiwa-peristiwa yang terjadi di seputar masalah sastra. Dengan mempelajari
sejarah sastra, kita dapat mengetahui perjalanan sastra dari waktu ke waktu
sebagai bagian dari pemahaman terhadap budaya bangsa. Sejarah sastra mempunyai
ruang cakupan yang cukup luas. Ada sejarah sastra suatu bangsa, ada sejarah
sastra suatu daerah, ada sejarah sastra suatu kesatuan kebudayaan, ada pula
sejarah berdasarkan jenis (genre) sastra, adapula sejarah
sastra komparatif. Misalnya Sejarah Sastra Indonesia, Sejarah Sastra Cina;
Sejarah Sastra daerah; Sejarah Sastra Klasik.
D. Hubungan
Teori Sastra dengan Kritik Sastra dan Sejarah Sastra
1) Teori
Sastra dan Kritik Sastra
Teori sastra adalah teori yang mempelajari kaidah,
kriteria, serta aspek-aspek yang berfungsi untuk masyarakat. Aspek-aspek
tersebut ialah aspek intrinsik dan aspek ekstrinsik. Aspek intrinsik karya
sastra meliputi konvensi bahasa sebagai sarana sastra serta konvensi budaya itu
sendiri. Sedangkan aspek ektrinsik karya sastra ialah hal-hal yang
melatarbelakangi dibuatnya karya sastra itu meliputi unsur budaya, aliran,
politik, filsafat serta agama. Teori sastra membahas konvensi bahasa yang
meliputi makna, gaya, struktur, pilihan kata, maupun konvensi sastra yang
meliputi tema, tokoh, penokohan, alur, latar, dan unsur luar lainnya yang
membangun keutuhan sebuah karya sastra. Dengan begitu, karya sastra memiliki
gambaran yang berbeda dengan karya nonsastra.
Kritik sastra berfungsi sebagai kegiatan yang
menelaah, mengulas, memberi pertimbangan, memberi penilaian tentang keunggulan
dan kelemahan atau kekurangan karya sastra. Kritikan diberikan untuk memberikan
masukan kepada penulisnya tentang kondisi karya yang dihasilkannya dengan
harapan akan menjadi bahan masukan baginya untuk perbaikan selanjutnya. Dengan
kata lain, sasaran kritikus sastra adalah penulis atau penghasil karya sastra.
Dalam memberikan kritikan-kritikan terhadap karya sastra, kritikus tidak hanya
sekedar mengkritik. Kritikus harus mempertimbangkan segala kelemahan dan
kelebihan karya sastra dengan memperhatikan dasar-dasar dari teori sastra yang
melandasinya dalam memberikan penilaian terhadap karya sastra yang ditelitinya.
2) Teori
Sastra dan Sejarah Sastra
Sejarah sastra adalah bagian dari ilmu sastra yang
mempelajari perkembangan sastra dari waktu ke waktu, periode ke periode sebagai
bagian dari pemahaman terhadap budaya bangsa. Untuk mempelajari perkembangan
sastra berbagai cara dilakukan peneliti sejarah sastra. Teeuw mengemukakan
beberapa cara yang dapat dilakukan peneliti sejarah sastra, antara lain:
1. Dengan melihat pengaruh timbal balik antargenre
sastra. Misalnya, bentuk syair dalam sastra klasik sering ditulis kembali dalam
bentuk prosa,
2. Dengan melihat pengaruh antarkarya sastra.
Misalnya, dalam hasil penelitian sastra ditemukan terjadinya kesamaan tema
cerita dengan pengembangan yang berbeda. Novel Belenggu, misalnya
memperlihatkan transformasi ide tentang keinginan wanita untuk maju yang telah
terungkap dalam novel Layar Terkembang pada waktu sebelumnya.
Korrie Layun Rampan mengemukakan pula cara untuk melihat perkembangan sejarah
sastra Indonesia yaitu dengan membandingkan wawasan estetik, ciri-ciri,
karakter, muatan tematik, setiap angkatan sastra. Dengan mempelajari hal
tersebut, akan dapat diketahui perkembangan angkatan karya sastra dari waktu ke
waktu, dari periode ke periode.
Dari uraian tersebut jelas diketahui bahwa
diperlukan teori sastra untuk menentukan perkembangan sejarah sastra. Untuk
menentukan pengaruh timbal balik antargenre sastra, perkembangan tematik,
ciri-ciri, karakter karya sastra diperlukan teori sastra dalam pengkajiannya.
Sebaliknya, secara empiris, perkembangan karya sastra memberikan sumbangan pula
terhadap perkembangan teori sastra. Demikianlah, dalam perkembangan sejarah
sastra akan terjadi interaksi antara teori sastra dengan sejarah sastra.
3) Kritik
Sejarah dan Sejarah Sastra
Perkembangan sejarah suatu bangsa ataupun daerah
diperoleh dari penelitian yang dilakukan para peneliti sastra yang banyak
menunjukkan perkembangan yang meliputi perbedaan ataupun persamaan pada karya
sastra dimasa-masa tertentu. Para peneliti sastra membandingkan suatu karya
sastra dengan karya sastra lainnya yang berbeda angkatan. Dengan begitu,
peneliti menyimpulkan beberapa persamaan dan perbedaan yang muncul dari karya
sastra yang ditelitinya.
Jadi, teori sastra, kritik sastra, dan sejarah
sastra memiliki keterkaitan ataupun hubungan. Teori sastra merupakan landasan awal
para peneliti untuk mengkaji karya sastra yang ada. Disamping itu sejarah
sastra sudah berkembang dan akan diuji oleh para pengkaji dengan memperhatikan
teori sastra yang merupakan landasannya. Kritik sastra juga digunakan oleh para
peneliti untuk menelaah, mengulas, dan memberikan penilaian terhadap karya
sastra yang dapat menghasilkan persamaan dan perbedaan terhadap karya sastra
yang satu dengan karya sastra yang lainnya. Dengan begitu teori, kritik, dan
sejarah sastra memiliki ruang lingkup yang saling berhubungan.
Daftar
Pustaka
Zulfahnur.
Lingkup Ilmu Sastra: Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Kritik Sastra, serta
Hubungan
antara Ketiganya: Modul 1.
Internet http://repository.ut.ac.id/4735/1/PBIN4104-
M1.pdf
diakses pada 16 Mei 2017 pukul 20:03
wita
Komentar
Posting Komentar