GENRE SASTRA MODERN
Nama : Nizoey Auzi’ni
NIM : 22016136
Mata Kuliah : Pengantar Pengkajian
Kesusastraan
Dosen Pengampu : Dr. Abdurahman, M.Pd.
GENRE SASTRA MODERN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat karakteristik umum, atau kategori pengelompokan karya sastra yang biasanya berdasarkan style, bentuk, atau isi. Istilah genre perlu diterapkan untuk pembagian jenis secara historis menjadi tragedy dan komedi. Plato dan aristoteles telah membagi ketiga kategori modern menurut “cara menirukan” (atau mewujudkan): puisi lirik adalah pesona penyair seendiri, dalam puisi epik (atau novel) pengarang berbicara sebagai dirinya sendiri, sebagai narator, dan membuat para tokohnya berbicara dalam wacana langsung (naratif campuran), sedangkan dalam drama, pengarang menghilang dibalik tokoh-tokohnya. Genre harus dilihat sebagai pengelompokan karya sastra, yang secara teoretis didasarkan pada bentuk luar (mantra atau struktur terrtentu) dan pada bentuk dalam (sikap, nada, tujuan, dan yang lebih kasar, isi, dan khayalak pembaca). Kita mungkin cenderung untuk tidak melanjutkan sejarah genre setelah abad ke-18, karena setelah abad ke-18, orang tidak mengharapkan lagi bahwa puisi di buat dengan struktur pola yang berulang.
2. Rumusan Masalah
a. Pengertian sastra modern
b. Karakteristik sastra modern
c. Pembagian genre sastra modern berdasarkan berbagai pendapat pakar sastra
d. Contoh-contoh teks sastra modern
e. Situasi bahan genre sastra modern
3. Tujuan
a. Mengetahui apa itu sastra modern
b. Mengetahui karakteristik sastra modern
c. Mengetahui pembagian genre sastra berdasarkan berbagai pendapat pakar sastra
d. Mengetahui contoh-contoh teks sastra modern
e. Mengetahui situasi bahan genre sastra modern
B. Pembahasan
1. Pengertian Genre Sastra Modern
Sastra modern adalah karya-karya sastra yang hidup dan berkembang dikehidupan masyarakat modern. Sastramodern lahir setelah munculnya pergerakan nasional. Sastra modern sendiri biasanya berupa puisi, prosa, cerpen, novel, roman, dan drama.Sastra Modern adalah karya sastra yang dibentuk oleh unsur intrinsik dan Menggunakan bahasa atau kata yang terpilih, diksi yang tepat. Mempunyai bahasa tuturan dan dialog (dalam prosa dan drama) yang Bertujuan untuk dibaca atau didengar orang lain agar mereka mendapat hiburan dan nasihat.
2. Karakteristik Sastra Modern
Karya Sastra sudah muncul sejak lama, dan karena perkembangannya, muncullah karya sastra baru/modern. Ciri-Ciri Karya Sastra Baru/Modern :
a. Bentuk karya sastra baru berupa puisi bebas dan kontemporer, seperti cerpen, novel, drama Indonesia.
b. Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa keseharian dan sering dimasuki bahasa asing kreatif.
c. Tema yang diangkat seputar kemanusiaan, kemasyarakatan, kehidupan modern, pergaulan remaja,dll
d. Latar belakang penciptaan terpengaruh kesusastraan barat, Budaya industri modern, hak cipta pengarang individu.
e. Perkembangannya bersifat dinamis, melalui media cetak dan audiovisual.
3. Pembagian Genre Sastra Modern Berdasarkan Berbagai Pendapat Pakar Sastra
Teeuw (1984: 110-113) juga mencatat pendapat beberapa pakar yang mempermasalahkan dinamika jenis sastra, sebagai berikut, menurut Culler, pada asasnya fungsi konvensi jenis sastra ialah mengadakan perjanjian antara penulis dan pembaca, agar terpenuhi harapan tertentu yang relevan, dan dengan demikian dimungkinkan sekaligus penyesuaian dengan dan penyimpangan dari ragam keterpahaman yang telah diterima.
Menurut Todorov, batasan jenis sastra oleh karena itu merupakan suatu kian kemari yang terus menerus antara deskripsi fakta-fakta dan abstraksi teori. setiap karya agung, per definisi, menciptakan jenis sastranya sendiri. Setiap karya agung menetapkan terwujudnya dua jenis, kenyataan dan norma, norma jenis yang dilampauinya yang menguasai sastra sebelumnya, dan norma jenis yang diciptakannya.
Menurut Claudio Guillen, jenis sastra adalah undangan atau tantangan untuk melahirkan wujud. Konsep jenis memandang ke depan dan ke belakang sekaligus. Ke belakang ke karya sastra yang sudah ada dan ke depan ke calon penulis. Demikian juga menurut Hans Robert Jausz, bahwa jenis sastra per definisi tidak bisa hidup untuk selamanya, karya agung justru melampaui batas konvensi yang berlaku dan membuka kemungkinan baru untuk perkembangan jenis sastra. Jenis sastra bukanlah sistem yang beku, kaku, tetapi berubah terus, luwes dan lincah. Peneliti sastra harus mengikuti perkembangan itu dalam penelitiannya. Teeuw menambahkan bahwa dalam penelitian sistem jenis sastra, tidak ada garis pemisah yang jelas antara pendekatan diakronik dan sinkronik: karya sastra selalu berada dalam ketegangan dengan karya-karya yang diciptakan sebelumnya.
Asia Padmopuspito (1991: 2) mengutip beberapa definisi genre sastra dari beberapa pakar sastra, antara lain sebagai berikut :
Menurut Shipley, genre adalah jenis atau kelas yang di dalamnya termasuk karya sastra. Hasry. Shaw menyatakan bahwa genre adalah kategori atau kelas usaha seni yang memiliki bentuk, teknik atau isi khusus. Di antara genre dalam sastra termasuk novel, cerita pendek, esai, epik, dsb.
Menurut Hirsch, cara terbaik untuk mendefinisikan genre ialah dengan melukiskan unsur-unsur di dalam kelompok teks sempit yang mempunyai hubungan sejarah secara langsung.
4. Contoh-Contoh Teks Sastra Modern
a. Puisi adalah, karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna.
b. Drama adalah, karangan yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia dalam bertingkah laku yang dipentaskan dalam beberapa babak. Seni drama sering disebut seni teater.
c. Cerpen adalah, karangan pendek berbentuk prosa. Dalam cerpen dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh, baik yang mengharukan, menyedihkan. menggembirakan, atau berupa pertikaian dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.
5. Situasi Bahan Genre Sastra Modern
Dalam masyarakat modern sastra makin dilepaskan dari situasi komunikasi yang normal. Sastra menjadi urusan si pembaca secara sangat individual; buku adalah sesuatu yang dibaca, dinikmati, dinilai sendiri saja. Sastra adalah tulisan, ecriture, perkembangan sastra modern sangat dipengaruhi oleh perkembangan melek huruf. Obiechina, seorang ahli sastra Afrika Barat dalam analisa roman-roman Afrika Barat memberikan kupasan yang sangat baik tentang pengaruh melek huruf atas perkembangan novel sebagai jenis sastra. kemungkinan dan keperluan untuk menyimpang dan mengejutkan dalam sastra tulisan besar.
Dapat dikatakan bahwa secara umum yang menjadi kriteria nilai yang tertinggi dalam dunia modern adalah yang baru. Semua baik, asal baru (bandingkanlah dunia periklanan yang mengeksploitasi kebutuhan manusia modern akan yang baru). Akibatnya dalam sastra modern kebebasan dan kebutuhan para seniman untuk merombak sistem sastra jauh lebih besar dan lebih radikal (yakni sampai akarnya) dari pada di jaman lampau.
Sistem itu sendiri tidak jelas lagi, kabur dan kacau batasnya, demikian pula batas-batas jenis sastra. Hal itu jelas kelihatan di Indonesia; cerpen mini Arswendo Atmowiloto dan kawan-kawan, yang bukan cerpen lagi, sajak Sutardji Calzoum Bachri dan Sapardi Djoko Damono yang bukan sajak lagi, drama-drama yang sengaja dibebasskan dari “beban cerita”, dari rangka sastra (Ikranagara), roman yang bukan roman lagi, (Iwan Simatupang). Situasi ini menjadi lebih ruwet lagi oleh karena makin lama makin banyak pengarang yang menjadi ahli teori sastra dan sebaliknya, pengarang sekarang secara insaf dan sadar merombak sistem, membebaskan diri dari ikatan konvensi, dari ikatan sistem bahasa dan sastra. Dimana-mana interaksi antara praktek sastra dan teori sastra makin erat dan kuat.
Daftar Pustaka
Faruk. 2003. Pengantar Sosiologi Sastra:dari Strukturalisme Genetik sampai Post Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hadimadja Aoh K. 1972. Aliran-Aliran Klasik, Romantik dan Realisma Dalam Kesusastraan: Dasar-Dasar Perkembangannya. Djakarta: Pustaka Jaya.
Sugiharto Bambang .2006. Postmodernisme. Yogyakarta: Kanisius.
Teeuw, A. 1989. Sastra Indonesia Modern II. Jakarta: Pustaka Jaya.
Teeuw, A. 1984. Sastera dan Ilmu Sastera. Jakarta: PT. Dunia Pustka Jaya.
Wiyanto, Asul. 2011. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Komentar
Posting Komentar