DRAMA

 Nama                        : Nizoey Auzi’ni

NIM                            : 22016136

Mata Kuliah : Pengantar Pengkajian 

                                       Kesusasteraan

Dosen Pengampu     : Dr. Abdurahman, M.Pd.

Perihal      : Tugas Topik 10 (Drama)


DRAMA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Drama atau bermain peran adalah salah satu bagian dari sastra, dimana pemain seseorang atau sekelompok orang berperan menjadi orang lain untuk tujuan tertentu. Pengertian lain dikemukakan oleh Moulton (dalam Dewojati, 2012 hlm. 8) yang mengartikan drama sebagai hidup yang dilukiskan dengan gerak. Drama atau bermain peran sendiri merupakah salah satu kompetensi yang dipelajari oleh siswa di berbagai jenjang sekolah, salah satunya adalah SMA. Namun sangat disayangkan, saat ini banyak sekali yang menganggap remeh sastra, salah satunya adalah drama. 

2. Rumusan Masalah

a. Pengertian Drama

b. Ciri-Ciri Drama

c. Struktur Drama

d. Unsur-Unsur Drama

e. Kaidah Kebahasaan Drama

f. Jenis-Jenis Drama


3. Tujuan 

a. Untuk Mengetahui Pengertian Drama

b. Untuk Mengetahui Ciri-Ciri Drama

c. Untuk Mengetahui Struktur Drama

d. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Drama

e. Untuk Mengetahui Kaidah Kebahasaan Drama

f. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Drama


B. Pembahasan

a. Pengertian Drama

Drama sebagai satu di antara bentuk pagelaran seni dan pertunjukan sudah ada sejak zaman Aristoteles sekitar 335 masehi. Istilah drama diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang artinya bertindak, berbuat.Pengertian drama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Menurut KBBI, drama juga dapat diartikan sebagai cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.

Pengertian drama secara umum adalah jenis karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Umumnya, sebuah drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan.Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Pada perkembangannya, definisi drama menjadi lebih luas lagi, mencakup sejumlah media lain seperti film hingga unsur-unsur kehidupan.

Pengertian drama menurut para ahli,yaitu:

a. Menurut Budianta dkk (2002)

Pengertian drama secara umum adalah genre sastra yang menunjukkan penampilan fisik secara lisan setiap percakapan atau dialog antara pemimpin di sana.

b. Menurut E. R. Reaske (1966)

Pengertian drama menurut E. R. Reaske adalah sebuah karya sastra atau sebuah komposisi yang menggambarkan kehidupan dan aktivitas manusia dengan segala penampilan, berbagai tindakan dan dialog antara sekelompok tokoh di dalamnya.

c. Menurut Sumarjo (1984)

Pengertian drama menurut Sumarjo adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor.

d. Menurut Moulton

Pengertian drama menurut Moulton adalah kisah hidup digambarkan dalam bentuk gerak serta disajikan langsung dalam tindakan.

e. Menurut Balthazar Vallhagen

Definisi drama menurut Balthazar Vallhagen merupakan sebuah seni yang menggambarkan alam dan sifat manusia dalam gerakan.

f. Menurut Tambojang (1981)

Menurut Tambojang, drama adalah cerita yang unik yang dibuat tidak hanya untuk dibaca saja, tetapi untuk dipertunjukkan sebagai tontonan pada para penonton.

g. Menurut Ferdinand Brunetierre

Arti drama menurut pendapat yang dikemukakan oleh Ferdinand Brunetierre yaitu sebuah drama harus melahirkan keinginan oleh aksi atau gerakan.

h. Menurut Wildan

Menurut Wildan, pengertian drama adalah komposisi berdasarkan beberapa cabang seni, sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.

i. Menurut Anne Civardi

Pengertian drama menurut pendapat dari Anne Civardi merupakan sebuah kisah yang diceritakan melalui kata-kata dan gerakan.

j. Menurut Krauss (1999)

Pengertian drama menurut Krauss adalah suatu bentuk gambaran seni yang datang dari nyanyian dan tarian ibadat Yunani kuno, yang di dalamnya dengan jelas terorganisasi dialog dramatis, sebuah konflik dan penyelesaiannya digambarkan di atas panggung)

k. Menurut Tjahjono (1988)

Menurut Tjahjono, drama diciptakan bukan untuk dibaca saja, namun juga harus memiliki kemungkinan untuk dipentaskan. Drama sebagai tontonan atau pertunjukan disebut dengan istilah teater yang memiliki sifat ephemeral, yang berarti bermula pada suatu malam dan berakhir pada malam yang sama.

l. Menurut Seni Handayani

Drama merupakan sebuah bentuk komposisi berdasarkan dua cabang seni, seni sastra dan seni pertunjukan sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.

m. Menurut Tim Matrix Media Literata

Definisi drama merupakan sebuah bentuk narasi yang menggambarkan kehidupan dan alam manusia melalui perilaku (akting) yang dipentaskan.


b. Ciri-Ciri Drama

a. Seluruh kisah dalam cerita drama disampaikan dalam bentuk dialog, baik dialog antartokoh maupun dialog tokoh dengan dirinya sendiri (monolog).

b. Drama harus memiliki tokoh atau karakter yang diperankan oleh manusia, wayang, atau boneka.

c. Dalam drama harus terdapat konflik atau ketegangan yang menjadi inti dari cerita drama.

d. Durasi waktu pementasan drama dapat berlangsung selama sekitar tiga jam.

e. Pementasan drama biasanya dilakukan di atas panggung yang telah dilengkapi beberapa perlengkapan dan peralatan untuk menghidupkan suasana.

f. Pertunjukan drama selalu dilakukan dihadapan penonton di mana drama tersebut dilakukan sebagai sarana hiburan.

c. Struktur Drama

a. Prolog

Bagian pertama dari struktur teks drama adalah prolog. Prolog dapat dipahami sebagai kata pendahuluan atau kata-kata pembuka yang memiliki peran sebagai pengantar. Prolog sendiri biasanya berisi penjelasan gambaran umum tentang tokoh, konflik, latar belakang cerita, atau berbagai hal yang terjadi dalam drama. Dalam pementasan drama, prolog sering kali disampaikan oleh narator atau bisa disebut juga dengan dalang, terkadang juga prolog secara khusus disampaikan oleh tokoh tertentu dalam drama.

b. Dialog

Bagian kedua dari struktur teks drama yaitu dialog. Dialog dapat didefinisikan sebagai sebuah percakapan atau pembicaraan antara dua orang atau lebih. Dalam struktur teks drama, dialog menjadi unsur yang memiliki peran yang sangat penting. Hal itu dikarenakan sebuah pementasan drama dibangun dengan menggunakan setiap dialog antar tokohnya.

Dalam teks drama, dialog juga dapat menyampaikan gambaran tentang perasaan dari para tokoh. Hal ini yang menjadikan pementasan drama perlu diperankan oleh aktor atau aktris yang dapat menjiwai karakter dan perasaan dari tokoh yang diperankan. Selain itu, aktor dan aktris juga harus mampu mengucapkan dialog dari tokoh yang diperankan, misalnya dengan menggunakan suara yang sesuai dengan perasaan dan watak dari karakternya.pada bagian dialog dari struktur teks drama ini terdapat tiga bagian, meliputi orientasi, komplikasi, dan resolusi.

c. Epilog

Bagian ketiga dari struktur teks drama yaitu epilog. Epilog pada dasarnya adalah kata penutup dalam sebuah teks drama, yang mana fungsi dari epilog untuk mengakhiri sebuah pementasan drama. Dalam pementasan drama, epilog biasanya memuat simpulan atau amanat atau isi pokok dari teks drama. Sama seperti prolog, epilog umumnya disampaikan oleh narator atau dalang. Namun, bisa jadi karena kebutuhan pementasan epilog disampaikan oleh tokoh dalam drama tersebut.


4. Unsur-Unsur Drama

Unsur dalam teks drama hampir sama dengan genre sastra yang lain. Dalam teks drama, ada dua jenis unsur yaitu, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

a. Unsur intrinsik

Unsur intrinsik yaitu unsur yang berada di dalam sebuah teks drama. Unsur-unsur intrinsik drama sebagai berikut.

1) Tokoh dan penokohan

Tokoh dalam teks drama memiliki arti sebagai karakter rekaan yang ada dalam sebuah cerita drama. Sementara itu, penokohan atau karakterisasi dalam teks drama merupakan sebuah gambaran yang menceritakan karakter tokoh tersebut.

2) Latar (Setting)

Latar atau setting dalam teks drama yaitu sebuah aspek ruang atau tempat, waktu, hingga suasana terjadinya peristiwa dalam sebuah teks drama.

3) Alur

Alur dalam teks drama adalah sebuah rangkaian peristiwa yang terjalin pada sebuah teks sastra, dengan berlandaskan hukum sebab dan akibat. Alur sendiri dapat dipahami sebagai pola dan keterkaitan peristiwa untuk menggerakkan cerita ke arah pertikaian dan penyelesaian cerita tersebut.

4) Tema

Tema dalam teks drama adalah suatu gagasan pokok yang didukung oleh jalinan unsur lainnya, misalnya seperti tokoh, alur, dan latar cerita dengan wujud sebuah dialog.

5) Amanat

Amanat dalam teks drama yaitu suatu pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca teks drama atau penonton pementasan drama.

b. Unsur ekstrinsik

Unsur ekstrinsik teks drama dapat diartikan semua unsur yang berada di luar teks drama, tetapi memiliki peran dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur ekstrinsik drama, yaitu:

1) Biografi atau riwayat hidup pengarang teks drama

2) Falsafah hidup pengarang teks drama

3) Unsur sosial budaya masyarakat yang menjadi inspirasi dalam pembuatan naskah atau teks drama.


5. Kaidah Kebahasaan Drama

a. Teks drama berisi dialog.

b. Banyak menggunakan tanda petik pada dialog

c. Pada bagian prolog dan epilog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang ketiga, yaitu seperti dia, beliau, ia, -nya, dan lain sebagainya.

d. Pada bagian dialog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua, misalnya yaitu aku, saya, kami, kita, dan kamu.

e. Teks drama banyak memakai konjungsi temporal atau keterangan waktu, misalnya yaitu sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian, dan lain sebagainya.

f. Teks drama banyak memakai kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa, misalnya seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat, dan lain sebagainya.

g. Teks drama banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, misalnya seperti merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami, dan lain sebagainya.

h. Teks drama banyak menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana, misalnya yaitu ramai, bersih, baik, gagah, kuat, dan lain sebagainya.


6. Jenis-Jenis Drama

Terdapat beberapa macam drama yang terbagi menurut karakteristik tertentu, yaitu:

a. Drama berdasar penyajian tokoh

Menurut penyajian lakonnya, drama terbagi menjadi:

1) Tragedi, penuh dengan kesedihan.

2) Komedi, penuh dengan hal-hal yang lucu.

3) Tragekomedi, sebuah perpaduan antara komedi dan tragedi

4) Melodrama, dialog yang diucapkan diiringi melodi atau musik.

5) Opera, drama yang dialognya dinyanyikan dan diiringi dengan musik.

6) Farce, menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya berupa dagelan.

7) Tablo, drama yang mengedepankan unsur gerak di mana para pemainnya tidak mengucap dialog sama sekali, namun hanya melakukan gerakan tertentu.

8) Sendratari, yaitu gabungan antara seni drama dengan seni tari. 


b. Drama berdasar sarana pentas


Sedangkan menurut sarana pementasannya, drama dibagi menjadi:

1) Drama panggung, dimainkan oleh aktor di atas panggung.

2) Drama radio, jenis drama yang tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba, namun hanya dapat didengarkan.

3) Drama televisi, sama dengan drama panggung hanya saja tidak dapat diraba langsung

4) Drama film, memanfaatkan sebuah layar lebar dan dapat pula dipertontonkan di bioskop

5) Drama wayang, diiringi dengan sebuah pegelaran wayang.

6) Drama boneka, di mana para tokoh dalam sebuah drama itu digambarkan melalui penggunaan sarana boneka yang dimainkan oleh beberapa orang sebagai pemain dalam drama.


c. Drama berdasar ada atau tidak naskah

Berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama, dibedakan menjadi:

1) Drama tradisional, tidak ada naskah.

2) Drama modern, tontonan drama yang menggunakan naskah.



C. Penutup

Simpulan

Secara umum drama adalah jenis karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Umumnya, sebuah drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan.Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Pada perkembangannya, definisi drama menjadi lebih luas lagi, mencakup sejumlah media lain seperti film hingga unsur-unsur kehidupan.


Daftar Pustaka

Endraswara, S. 2011. Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: CAPS.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAN Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kosasih, E. 2017. Jenis-jenis Teks. Bandung: Penerbit Yrama Media.

Maryati. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII. Semarang: CV. Aneka Ilmu.

Noor, Redyanto, dkk, 2004. Pengantar Pengkajian Sastra. Semarang: Fasindo.

Waluyo, H. J. (2002). Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita.

Yuli eti, Nunung, dkk, 2005. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten: Intan Pariwara.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Sastra, Kritik Sastra, dan Sejarah Sastra Serta Kaitannya

GENRE SASTRA MODERN

Kegunaan Sastra