Hakikat Sastra Indonesia

 Nama                     : Nizoey Auzi’ni

NIM                         : 22016136

Mata Kuliah           : Pengantar Pengkajian 

                                    Kesusastraan

Dosen Pengampu : Dr. Abdurahman, M.Pd.

Perihal                    : Tugas 1 (Laporan Bacaan)


HAKIKAT SASTRA INDONESIA


A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Sastra merupakan sebuah karya seni yang mengandung kreativitas, nilai budi, imajinasi dan emosi dari penciptanya (Siswanto, 2008:67). Seorang seniman tentunya membutuhkan kreatifitas dalam menciptakan sebuah karya, hal tersebut bertujuan agar karya yang diciptakan menarik untuk diminati oleh orang lain. Semua karya yang mengandung kreativitas dapat disebut sebagai karya seni. Namun, tidak semua karya seni dapat disebut sebagai karya sastra. Sebuah karya dapat disebut apabila karya tersebut dituangkan ke dalam bahasa tulisan atau lisan.

Meskipun demikian, tidak semua karya tulis dan tulisan dapat disebut sebagai karya sastra. Sebuah karya sastra mempunyai ciri-ciri untuk disebut sebagai karya sastra. Sastra adalah seni bahasa yang melahirkan karya yang kemudian dinamakan karya sastra. Karya sastra tersebut nantinya dapat dinikmati oleh pembaca, baik untuk mengetahui tentang karya sastra atau hanya sebagai hiburan semata. Sastra bukan hanya sebatas tulisan di lembaran kertas saja, tetapi juga turut berperan penting dalam kehidupan manusia sejak dahulu kala. Melalui sastra, manusia dapat menyampaikan aspirasinya kepada orang lain, mulai dari masyarakat hingga pemerintah.


2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pembahasan ini, yaitu:

a. Apa itu sastra?

b. Mengapa suatu teks disebut teks sastra?

c. Apa saja karakteristik teks sastra?

d. Apa saja jenis-jenis teks sastra?


3. Tujuan

Adapun tujuan dari pembahasan ini, yaitu:

a. Untuk mengetahui apa itu sastra.

b. Untuk mengetahui alasan sebuah teks disebut teks sastra.

c. Untuk mengetahui karakteristik teks sastra.

d. Untuk mengetahui jenis-jenis teks sastra.



B. Pembahasan

1. Pengertian Sastra

Sastra adalah kata serapan dari kata Sansekerta "Sastra". Kata dasar "sas" berarti membimbing atau mengajar, dan "tra" berarti alat atau sarana. Dengan demikian sastra merupakan sarana atau alat dalam bentuk tekstual yang berisi petunjuk atau pedoman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sastra adalah karya yang menggunakan bahasa yang digunakan dalam buku atau tidak menggunakan bahasa sehari-hari. Situs Encyclopedia Britannica mengatakan bahwa sastra adalah kumpulan karya imajinatif dari pikiran seorang penulis, dituangkan ke dalam bahasa yang indah.

Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui media bahasa. Pengertian tersebut diperkuat oleh Sumardjo & Saini (1997, hlm. 3) yang berpendapat bahwa Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Ada beberapa pengertian sastra menurut beberapa ahli, yaitu:

Mursal Esten

Mursal Esten (Esten, 1978, hlm. 9) berpendapat bahwa Sastra adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat umumnya, melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek positif terhadap kehidupan manusia.

Terry Eagleton

Sastra merupakan karya tulisan indah (belle letters) yang mencatatkan sesuatu dalam bentuk bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangpendekan dan diputarbalikan, dijadikan ganjil atau cara penggubahan estetis lainnya melalui alat bahasa (Eagleton, 2010, hlm.4).

Atar Semi

Suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya (atau subjeknya) adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medium (1988, hlm.8 ).

Panuti Sudjiman

Sastra merupakan karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapanya (1990, hlm.68).

Ahmad Badrun

Menurut Ahmad Badrun, Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan simbol-simbol lain sebagai alat untuk menciptakan sesuatu yang bersifat imajinatif (1983, hlm.16).


2. Alasan Sebuah Teks Disebut Teks Sastra

Tidak semua karya tulis dan lisan dapat disebut dengan karya sastra. Disebut karya sastra apabila suatu karya mempunyai ciri berikut : 1) Adanya niat dari sastrawan untuk menciptakan karya sastra, 2) Hasil proses kreatif berupa perenungan, pematangan ide serta langkah-langkah tertentu yang berbeda dari setiap sastrawan, 3) Diciptakan bukan hanya untuk tujuan praktis dan pragmatis untuk bisa diterapkan dalam kehidupan tetapi juga untuk hiburan, 4) Memiliki bentuk dan gaya yang khas, 5) Menggunakan bahasa yang khas, 6) Memiliki logika tersendiri, dan 7) Merupakan dunia rekaan.

Dari tujuh ciri tersebut, ciri yang paling mudah dan dapat langsung diketahui oleh pembaca bahwa suatu karya merupakan karya sastra adalah bahasa yang digunakan, melalui penggunaan bahasa yang khas. Kekhasan tersebut disebabkan pemilihan bahasa oleh sastrawan bukanlah bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun ada juga sastrawan yang bahasa ringan atau bahasa sehari-hari, tetapi bahasa tersebut akan diterima berbeda dengan bahasa sehari-hari oleh pembaca karena bahasa dalam karya sastra telah mengalami berbagai macam perubahan makna dari penulisnya. Pemilihan bahasa yang khas tersebut membuat karya sastra terasa indah ketika dibaca meskipun pada kenyataannya akibat pemilihan bahasa, pembaca tidak langsung dapat memahami makna karya tersebut dalam sekali baca. Hal ini menyebabkan maksud utama karya sastra diteliti bukan karena makna ataupun isinya, melainkan karna pemilihan bahasa. Oleh karena itu karya sastra merupakan wujud dari keterampilan dalam memainkan bahasa.

3. Karakteristik Teks Sastra

Secara khusus. Empat ciri dan karakteristik satra secara khusus adalah sebagai berikut: Pertama. Isinya menggambarkan manusia dengan berbagai persoalannya. Sedangkan bahasanya yang indah atau tertata baik, serta gaya penyajiannya (kalimat) menarik yang berkesan di hati pembacanya. Kedua. Sastra memberikan hiburan dalam lubuk hati manusia terpatri kecintaan dan keindahan. Manusia adalah makhluk yang suka keindahan. Karya sastra adalah apresiasi keindahan itu. Karena itu, karya sastra yang baik selalu menyenangkan pembaca. Ketiga. Sastra menunjuk kebenaran hidup. Dalam karya sastra, terungkap pengalaman hidup manusia: yang baik, yang jahat, yang benar, maupun yang salah. Karena itu manusia lain dapat memetik pelajaran yang baik dari pelajaran yang baik dari karya sastra. Keempat. Sastra mampu melampaui batas-batas sebuah bangsa dan zaman. Nilai-nilai kebenaran, ide, atau gagasan dalam karya sastra yang baik, bersifat universal, sehingga dapat dinikmati oleh bangsa manapun.

Menurut Busthan Abdy (2016:23-25), berdasarkan masanya, karya sastra dapatlah di bagi menjadi dua masa, yakni karya sastra lama dan sastra baru. Keduanya memiliki ciri–ciri yang sedikit berbeda. Berikut ini pembagian ciri dan karakteristiknya: Ciri Karya Sastra Lama Bentuknya berupa puisi yang terikat seperti syair, pantun, hikayat, mite, legenda, dongeng. Dibuat dari, untuk, serta milik rakyat/masyarakat. Anonim atau dengan kata lain: tidak dicantumkan siapa nama pengarangnya. Istana sentris, yaitu ceritanya berpusat pada istana dengan menggambil tokoh raja. Lambat dalam mengikuti perkembangan dan selalu terpaku pada aturan yang ada disebut statis atau proses perkembangannya statis dan disampaikan lisan secara turun temurun. Pengarang taat kepada kelaziman. Karya sastra lisan umumnya dari mulut ke mulut. Bahasa yang digunakan masih kemelayu-melayuan dan bahasanya sering klise. Disamping itu, bahasa pada karya sastra lama menggunakan Bahasa Arab, dan Bahasa Daerah. Tokoh hitam-putih dan berupa mistis. Tema karangan bersifat fantastis (fantasi; tidak nyata; tidak masuk akal; sangat hebat dan luar biasa) Karangan berbentuk tradisional. Latar belakang penciptaannya terpengaruh pada kesastraan hindu, islam, budaya tradisional. Ciri Karya Sastra Baru Bentuknya berupa puisi bebas dan kontemporer yaitu seperti cerpen, novel, dram Indonesia. Karya sastra tulisan disampaikan secara tertulis Tokohnya bebas dan kreatif. Nama pengarang dicantumkan, dan pengarangnya dikenal oleh masyarakat luas Latar belakang penciptaannya lebih terpengaruh kesusastraan barat, budaya industri modern, dan hak cipta pengarang individu. Masyarakat sentris, dimana tema yang diangkat adalah seputar kemanusiaan, kemasyarakatan, kehidupan modern, pergaulan remaja,dll Bersifat rasional modern dan tidak tradisional. Perkembangannya bersifat dinamis, melalui media cetak dan audiovisual. Ceritanya berpusat pada kehidupan sehari- hari. Karya sastra baru mengikuti perubahan sesuai perkembangan pribadi penciptanya. Bahasanya tidak klise (tidak bersifat meniru). Menggunakan bahasa Indonesia dengan bahasa keseharian dan sering dimasuki bahasa asing kreatif, juga bahasa-bahasa gaul.

4. Jenis-jenis Sastra

a. Sastra Imajinatif

Imajinasi berasal dari kata imagination yang artinya angan-angan atau khayal. Jadi, karaya sastra imajinatif adalah karya sastra yang ditulis dengan menggunakan daya khayalnya penulis/pengarang, sehingga cerita dalam karya sastra imajinatif bukanlah suatu kejadian yang sebenarnya. Karya sastra imajinatif terdiri atas 3 jenis yakni prosa, puisi, dan drama.

b. Sastra non imajinatif

Sastra non imajinatif adalah karya sastra yang ditulis tanpa menggunakan sifat khayalnya pengarang, sehingga cerita dalam karya sastra non imajinatif merupakan cerita yang ditulis berdasarkan cerita nyata/sebenarnya. Sebagian para ahli sastra berpendapat bahwa sastra non imajinatif bukan termasuk karya sastra.



Referensi:

Amir, A. (2013). Sastra Lisan Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Arum,Rifda. 2022. “Pengertian Sastra: Jenis, Fungsi, dan Periodesasi Perkembangan Sastra di Indonesia”. Online (https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-sastra/). Diakses 30 Agustus 2022.

Badrun, Ahmad. (1983). Pengantar Ilmu Sastra. Surabaya: Usaha Nasional.

Esten, Mursal. (1978). Kesusastraan (Pengantar, Teori, dan Sejarah). Bandung: Angkasa.

Eagleton, Terry. (2010). Teori Sastra: Sebuah Pengantar Komprehensif. (Edisi Terjemahan Harfiah Widyawati dan Evy Setyarini). Yogyakarta: Jalasutra.

Lia,Lita. 2022. “Mengenal Apa Itu Sastra? Mulai dari Fungsi Hingga 8 Jenis Karya Sastra”. Online.(https://www.ekrut.com/media/sastra-adalah). Diakses 30 Agustus 2022.

Semi, Atar. (1988). Kritik Sastra. Bandung : Angkasa.

Sudjiman, Panuti. (1990). Kamus Istilah Sastra. Jakarta: UI Press.

Sumardjo, Jakob, dan Saini K.M. (1997). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Saryono. (2009). Pengantar Apresiasi Sastra. Malang: Universitas Negeri.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Sastra, Kritik Sastra, dan Sejarah Sastra Serta Kaitannya

GENRE SASTRA MODERN

Kegunaan Sastra